Selamat Datang di Website Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Karanganyar | Anggun Dalam Moral Unggul Dalam Intelektual | Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas Titip Absen, Salahkah?

Titip Absen, Salahkah?

 

Titip Absen, Salahkah?

pic. by pixabay


Berbicara mengenai kebiasaan “titip absen” bukan suatu hal yang baru lagi. Pasalnya, kebiasaan ini sudah menjadi budaya dan bersifat turun-temurun dikalangan mahasiswa.

Titip absen terjadi ketika seorang atau beberapa mahasiswa yang tidak hadir dalam kelas di suatu mata kuliah meminta bantuan teman sekelasnya yang  hadir dalam mata kuliah tersebut untuk menandatangani daftar hadir atas nama dirinya. Alasannya pun beragam seperti kegiatan organisasi, acara keluarga, bangun kesiangan, jalanan macet dan semacamnya.

Sebagian besar mahasiswa mengatakan bahwasanya kebiasaan “titip absen” sudah menjadi hal yang lumrah  dan sah-sah saja dilakukan, baik itu yang menitip absen maupun yang dititipi absen. Embel-embel solidaritas menjadi jargon yang terus digemakan untuk melegalkan kebiasaan tersebut.

Sebagai mahasiswa yang bijak, tentunya harus memilih untuk tidak melakukan titip absen. Lebih baik izin kepada pihak yang berwenang agar tetap bisa melakukan ujian semester. Mengapa demikian ? Karena setinggi tingginya solidaritas, bila tanpa moralitas tidak akan berguna.  Solidaritas menunjukkan pada suatu keadaan antar individu dan atau kelompok yang didasarkan perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama, yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama (Paul Johnson 1980:181).

Lalu, bagaimanakah kacamata islam memandang kebiasaan yang telah mengakar di kalangan mahasiswa ini?

Dilansir dari website musimah.or.id, mencantumkan kehadiran seseorang di dalam daftar presensi yang sebenarnya dia tidak hadir (dalam bahasa kita “nitip absen”), apakah termasuk bantuan kemanusiaan atau bantuan kecurangan/penipuan?

Itu memang bantuan, tapi bantuan syaithani, setan cenderung kepada orang yang mencantumkan tanda hadir orang lain yang sebenarnya tidak hadir. Ada tiga catatan dalam hal ini:

Pertama: Bohong

Kedua: Menipu civitas akademika

Ketiga: Menyebabkan orang yang tidak hadir itu berhak terhadap insentif kehadiran (yang sebenarnya tidak dihadiri) sehingga ia mengambil insentif tersebut dan memakannya dengan cara peroleh yang bathil. Satu saja dari ketiga hal ini, cukup untuk mengharamkan perbuatan tersebut yang mungkin dipandang sebagai bantuan kemanusiaan.

Bantuan kemanusiaan tidak mutlak selamanya terpuji, karena yang terpuji hanyalah yang sesuai dengan syariat adapun yang menyelisihinya tentu tercela. Sebenarnya yang menyelisihi syariat, bila disebut bantuan kemanusiaan, berarti penamaan yang bukan pada tempatnya, karena yang menyelisihi syariat itu merupakan perbuatan hewani. Karena itulah Allah menyatakan perbuatan kaum kuffar dan kaum musyrikin seperti perbuatan binatang, sebagaimana firman-Nya,

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ ٱلْأَنْعَٰمُ وَٱلنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ

“Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)

Dalam ayat lain disebutkan:

إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

 “Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu.” (Al Furqon: 44)

Jadi semua yang menyelisihi syariat itu merupakan perbuatan hewani, bukan manusiawi.

(Fatawa Islamiyyah, Syaikh Ibnu Utsaimin)

 ___________________________________________________________________________________

Adapun dampak negative dari kebiasaan titip absen yang akan mempengaruhi kehidupan mahasiswa di masa mendatang diantaranya,

1.      Ketidakjujuran

titip absen adalah bentuk ketidakjujuran yang rentan tertanam di dalam diri mahasiswa.

2.      Bibit korupsi

Sebuah tindak korupsi bisa bermula dari hal-hal yang kecil, termasuk kebiasaan titip absen pada saat kita menjadi mahasiswa.

3.      Cenderung Menganggap Titip Absen Hal yang Benar

Jika titip absen terus saja kita lakukan, lama-kelamaan kita akan menganggap hal tersebut sebagai hal yang benar dan lumrah.

Sebagai mahasiswa, kita harus memelihara dan mengembangkan jiwa integritas. Jika tidak, istilah “mahasiswa sebagai agent of changetidak ada lagi artinya dan akan menjadi angan-angan saja.

Jika kita sering teriak-teriak antikorupsi tetapi masih saja titip absen, apa kata dunia dan kita akan ditanya “anda sehat?”.

Untuk mahasiswa yang suka nitip absen,

yuk tinggalkan kebiasaan ‘titip absen’. Mari menjadi mahasiswa yang jujur. Status sebagai seorang mahasiswa merupakan amanah. Amanah menjadi penuntut ilmu yang seharusnya senantiasa menjaga adab-adab, salah satunya ialah menanamkan perilaku jujur dan meninggalkan budaya “titip absen” yang mana didalamnya terdapat unsur dusta/berbohong.

Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”  (HR. Muslim no. 2607)

#stoptitipabsen

.

.

.

.

.

Oleh : Fatimah @semutpaper – Sekretaris Bidang Medkom

PC IMM Karanganyar

.

.

Dikutip dari berbagai sumber dengan beberapa penambahan,

http://news.unair.ac.id/2018/12/07/budaya-titip-absen-antara-solidaritas-dan-moralitas/

https://muslimah.or.id/20-tidak-boleh-mencantumkan-tanda-kehadiran-bagi-yang-absen.html

https://ruangmahasiswa.com/info/dampak-titip-absen-mahasiswa/

https://rumaysho.com/1263-berlakulah-jujur.html

https://tafsirweb.com/9648-quran-surat-muhammad-ayat-12.html

https://tafsirweb.com/6300-quran-surat-al-furqan-ayat-44.html

 

          

 

              

Admin

Fatimah

Posting Komentar

0 Komentar