picture from google.com |
Apa itu Tathayyur?
Tathayyur atau thiyarah merupakan
anggapan bernasib sial karena sesuatu pertanda tertentu. beranggapan sial ketika tertimpanya suatu musibah pada
sesuatu yang bukan merupakan sebab dilihat dari sisi syar’i atau inderawi, baik
itu dengan orang, dengan benda tertentu, dengan tumbuhan, dengan waktu, dengan
angka tertentu atau dengan tempat tertentu.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin (wafat th. 1421 H) rahimahullah : “Tathayyur adalah menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui. Seperti yang dilihat yaitu, melihat sesuatu yang menakutkan. Yang didengar seperti mendengar burung gagak, dan yang diketahui seperti mengetahui tanggal, angka atau bilangan.
Tathayyur termasuk Syirik
Tathayyur/Thiyarah termasuk syirik yang menafikan kesempurnaan tauhid, karena ia berasal dari apa yang disampaikan syaithan berupa godaan dan bisikannya.
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban)
Hadits ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa thiyaroh atau beranggapan sial termasuk bentuk syirik. Kesyirikan dalam masalah thiyaroh ini bisa dirinci menjadi dua:
a. Jika menganggap bahwa yang mendatangkan manfaat dan mudhorot adalah makhluk, ini syirik akbar.
b. Jika menganggap bahwa yang memberi manfaat atau mudhorot hanyalah Allah, namun makhluk hanyalah sebagai sebab, ini termasuk syirik ashgor.
Telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:.
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ ، فَقَدْ أَشْرَكَ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : أَنْ يَقُولَ أَحَدُهُمْ : اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ ، وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ ، وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ.
“Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah, maka ia
telah berbuat syirik.” Para Sahabat bertanya: “Lalu apakah tebusannya?” Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hendaklah ia mengucapkan: ‘Ya Allah,
tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiadalah burung itu (yang
dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Engkau.’”
(HR. Ahmad (II/220), dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam
Tahqiiq Musnad Imam Ahmad (no. 7045). Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah
(no. 1065).
beberapa contoh tathayyur
1. - Anggapan sial angka 13 dan 4
2. - Kejatuhan cicak/tokek pertanda akan mendapatkan musibah
3. - Menganggap anak sakit-sakitan karena nama yang terlalu berat
4. - Kedatangan burung hantu pertanya akan terkena penyakit
5. - Menganggap bulan Suro atau bulan Muharram adalah bulan keramat sehingga tidak boleh mengadakan hajatan, walimahan atau acara besar lainnya.
5. - rumah yang kedatangan burung gagak pertanda salah satu anggota keluarga akan meninggal dunia
Penyembuh dari beranggapan
sial
Syaikh Sholeh Al Fauzan berkata, “Penyembuh dari beranggapan sial adalah dengan bertawakkal pada Allah. Kemudian meninggalkan anggapan sial dan tidak memiliki keraguan lagi dalam hati.” Ini perkataan beliau dalam I’anatul Mustafid (2: 16).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).
referensi:
- Bedah Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
- rumaysho.com
- muslim.co.id
- masjidalfattah.com
Disusun
oleh : Fatimah Happ (Medkom)
0 Komentar